sumber : Erabaru.net
Friday, October 7, 2011
Tak Selamanya Yang Kecil Kalah
Di sebuah padang rumput terdapat seekor gajah, karena
tubuhnya yang besar, dia selalu meremehkan/menyakiti binatang-binatang
kecil lainnya. Binatang-binatang kecil sangat takut kepadanya, oleh
sebab itu gajah menjadi sombong.
sumber : Erabaru.net
Pada suatu hari, sehabis makan karena tidak ada
pekerjaan, gajah berjalan-jalan dengan santai di padang rumput. Gajah
menundukkan kepalanya berjalan pada saat itu dia melihat ada seekor
semut yang sedang sibuk bekerja.
Ketika semut
sedang sibuk bekerja tidak hati-hati dia tersandung jatuh oleh sebatang
rumput.
“Hai mahluk kecil, sungguh kasihan
engkau.” Gajah menghentikan langkahnya dengan tertawa mengejeknya.
Semut kecil mengangkat kepalanya, memandang mahluk yang
besar bagaikan gunung ini “Apakah engkau sedang berbicara dengan saya,
tuan Gajah?”
“Iya.” Gajah dengan tertawa mengejek
melanjutkan berkata :”sejujurnya saya katakan, engkau sungguh sangat
mungil, sebatang kecil rumput saja dapat membuatmu jatuh tunggang
langgang, ai… sungguh kasihan .”
“Saya memang
kecil.” Semut dengan jujur menjawab, “tetapi saya tidak merasa saya
perlu dikasihani, setiap barang yang ada didunia ini mempunyai harganya
masing-masing, apa yang membuatmu sombong begitu? Apakah engkau sombong
karena bentuk tubuh dan kekuatanmu.”
Gajah tertawa
dengan terbahak-bahak :”mahluk kecil yang menyedihkan, tahukah engkau?
dipadang rumput ini singa yang paling galakpun ketika melihat saya akan
menghindar, dengan belalai saya, saya dapat mencabut pohon yang paling
besar dengan akar-akarnya, dan itu tidak memerlukan tenaga, apakah
engkau bisa melakukannya?”
“Tuan gajah, itu memang
saya tidak bisa melakukannya, kami semut sebenarnya memang sangat
kecil, seluruh keluarga semut kami berkumpul beratnya tidak bisa
dibandingkan dengan satu kakimu yang besar ini, kami tidak bisa seperti
kamu mencabut sebatang pohon dengan akar-akarnya juga tidak bisa
menakuti seekor singa, tetapi tenaga kami belum tentu lebih kecil
daripada tenagamu.”
Gajah dengan sombong tertawa
keras –keras :”ha…ha..ha…ini adalah lelucon yang paling lucu yang pernah
saya dengar, ha…haa… haa.. semut berani beradu tenaga dengan gajah! ---
dengan sebelah kaki saya saja dapat memijak kalian sampai hancur
lebur!”
“Tuan, engkau hanya mengandalkan tubuhmu
yang besar. Mencabut sebatang pohon besar dapat engkau lakukan hanya
dengan belalaimu, tetapi, jika pohon itu sebesar 5 orang baru bisa
memeluknya Apakah dengan belalaimu engkau dapat mencabutnya? Dan Jika
engkau merasa tenagamu cukup besar, dapatkah engkau menghancurkan titi
papan di sungai ini?
Gajah mengangkat kepalanya
berpikir tentang pohon besar yang hanya bisa dipeluk oleh 5 orang, dan
memandang titi papan di sungai, lalu dia menggeleng kepalanya berkata :
”kalau yang ini, saya tidak bisa melakukannya.”
“Tetapi,
kami komunitas semut bersatu dapat membuat pohon besar ini lapuk dan
tumbang, dan dapat menghancurkan titi papan disungai juga. Walaupun kami
kecil, tidak mempunyai tubuh dan tenaga besar sepertimu, tetapi kami
bisa melakukan hal yang tidak bisa engkau lakukan. Jika hendak
menghancurkan dunia, tenaga kami sebagai semut lebih besar daripada
engkau tuan gajah! Apakah engkau berhak meremehkan mahluk yang lebih
kecil daripadamu?”
Gajah yang sombong ini tanpa
berkata sepatah katapun membalikkan badan meninggalkan tempat itu.
Mulai saat itu, gajah yang sombong merubah sifatnya
yang sombong, tidak meremehkan dan menyakitkan mahluk kecil lagi, tidak
menganggap remeh kepada tenaga mahluk yang lebih kecil lagi.
Pada dasarnya, kita hanya memandang bagian luar
seseorang yang bertubuh besar, meremehkan orang yang bertubuh lemah,
tetapi belum tentu orang yang bertubuh lemah tenaganya kalah dengan
orang yang bertubuh besar.sumber : Erabaru.net
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment