Wednesday, February 25, 2015

Aku Kamu dan Powerbank

Aku...iya aku seperti charger, kamu ibarat smartphone dan mereka bagaikan powerbank. kamu butuh charger ketika dirumah, lelah sambil tiduran kamu gunakan charger sebagai pengisi dayamu sedangkan powerbank kamu bawa setiap saat bahkan ketika keluar rumah sambil jalan-jalan kamu selalu bersamanya. ketika puas seharian jalan-jalan dengan powerbank bahkan sampai daya powerbank menipis kamu pulang datang pada charger untuk sekedar bersandar dan mengisi dayamu. dulu ketika belum ada powerbank aku selalu kamu bawa kemana-mana bahkan ketika kamu lelah kamu rela mencari stop kontak demi hanya ingin bersamamku. aku selalu kamu perlihatkan pada teman-temanmu, sekarang jauh berbeda aku selalu didalam tas bahkan biasa kamu tinggal dirumah. dulu kita selalu bersama didalam box bahkan satu paket. dan aku pikir aku sudah siap menghadapi kerasnya dunia ketika keluar dari box tapi aku salah, ketika aku tahu bahwa muncul teknologi yang namanya powerbank. dia menjadikanku kebutuhan sekunder. aku selalu setia menunggumu pulang dari berbagai kegiatanmu diluar bahkan aku sering berharap semoga aku kamu dan powerbank berjalan bersama tanpa mengesampingkan fungsi dan kedudukan masing-masing.


Friday, February 13, 2015

Happy Birthday 21st


Hari ini tepat 21 tahun yang lalu
Dimana engkau dilahirkan
Melewati beberapa rangkaian fase kehidupan
Yang kini telah menginjak usia dewasa
Untuk menuju kehidupan selanjutnya

Merubah sifat burukmu
Mengurangi semua egomu
Menjadi kasih sayang yang tulus
Merubah cinta semumu
Menjadi satu keyakinan

Selamat ulang tahun sayang
Semoga kebahagiaan berpihak pada kita
Sampai nanti dimana kita bersatu selamanya


Thursday, February 5, 2015

Happy 3rd Anniversary



Bukan tentang puisi indah untukmu
Bukan pula tentang hari dimana kita bersatu
Ini tentang rindu yang menggebu
Perasaan cinta yang menggilai jiwaku

Aku bertanya pada awan yang mengabut hingga berawan
Dimana letak cinta dan keindahanku
Aku tak pernah menyadari
Bahwa cinta dan keindahanku adalah dirimu

Sayang...
Engkau telah mengambil alih separuh hidupku
Yang membuatku belajar memahami
Dan memahamkan pemahaman lebih dari pemahamanku
Itulah kenapa masih sabar, tegar, dan tersenyum
Meski sering kali kau hujamkan berjuta-juta pedang di dada
Aku masih saja menawarkan hangat dekapanku
Sampai suatu saat nanti Tuhan yang akan memanggilku